SOSIALISASI PERUBAHAN ASURANSI PADA PERUSAHAAN
PENERAPAN
SOSIALISASI PERUBAHAN
ASURANSI
PADA PERUSAHAAN
KELOMPOK 5
FADHLI MAULIDRI (1A113763)
AKHMAD NUR RAHHIM
(10113557)
JUHRO (14113712)
FAKULTAS
ILMU KOMPUTER DAN TEKNOLOGI INFORMASI
JURUSAN
SISTEM INFORMASI
UNIVERSITAS GUNADARMA
DEPOK
2015
Kata Pengantar
Alhamdulillah
puji serta rasa syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas
segala nikmat dan limpahan rahmat-Nya yang diberikan kepada penulis
memungkinkan bagi penulis untuk menyelesaikan penulisan ilmiah ini yang
berjudul Penerapan
Sosialisasi Perubahan Asuransi Pada Perusahaan.
Penulis
menyadari bahwa Penulisan ini masih jauh dari kesempurnaan mengingat
keterbatasan waktu, pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu penulis
mengharapkan saran serta kritik yang membangun dari berbagai pihak guna
kesempurnaan Penulisan ini.
Semoga Allah SWT
berkenan membuka Rahmat dan Karunia-Nya kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan ilmiah ini. Akhir kata, semoga penulisan ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca pada umumnya.
Jakarta, Maret 2015
Kelompok 5
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang
Karyawan merupakan aset bagi perusahaan, karena keberadaan karyawan
menjadi salah satu faktor yang menentukan bagi keberlangsungan bisnis yang
dijalankan oleh sebuah perusahaan.
Mengingat pentingnya karyawan bagi perusahaan, ketersediaan asuransi
kesehatan menjadi sesuatu yang sangat penting untuk melindungi para karyawan.
Dengan demikian, risiko kesehatan bisa diantisipasi.
Selain itu, dengan adanya asuransi kesehatan bagi karyawan, sebuah
perusahaan bisa tetap fokus dalam menjalankan usahanya tanpa harus terpecah
konsentrasinya untuk mengurus masalah kesehatan karyawan.
Akan tetapi, kerapkali sebuah perusahaan memilih asuransi kesehatan yang
justru kurang memberikan perlindungan kepada karyawan yang sakit, hanya karena
mendapatkan tawaran proses klaim yang mudah. Dalam hal ini, karyawan yang sakit
bisa bebas memilih dokter umum maupun spesialis yang dirasa cocok untuk
berobat.
DALAM PEMBERIAN
SOSIALISASI dari atasan ke bawahan terkadang sering para karyawan tidak paham
info tentang sosialisasi. Maka diperlukan step dan pelayanan untuk menyampaikan
informasi tersebut dapat tersampaikan secara tuntas kepada karyawan
Saat ini banyak cara
untuk memberikan informasi kepada personal melalui berbagai media, misalkan
melaui poster, email dan beberapa pelayanan lainnya menggunakan ponsel untuk
defenisi lebih lanjut dalam internal suatu perusahaan.
Kadang sosialisasi
tidak dapat berjalan dengan baik karena kurangnya komunikasi antara personal
dengan yang lain dalam menjalankan sosialisasi. Maka sosialisasi tidak berjalan
dengan maksimal.
Sosialisasi perlu
didapatkan hasil yang optimal bagi atasan, dan atasan bisa mengambil cepat
keputusan dari hasil sosialisasi tersebut
Oleh karena itulah
dibuat tulisan yang berjudul “Penerapan Sosialisasi Perubahan Asuransi Pada Perusahaan” untuk mendukung kemajuan perusahaan dan mengontrol
pengeluaran perusahaan kesejahteraan perusahaan dan karyawan.
1.2 Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang di atas, rumusan masalah dari yang akan
dibuat adalah sebagai berikut:
1.
Bagaimana sosialisasi dapat
diterima oleh seluruh karyawan ?
2. Bagaimana mempermudah dan mempercepat penyampaian informasi tentang sosialisasi
kepada seluruh karyawan ?
3. Bagaimana atasan perusahaan dalam mengkoordinir apakah sosialisasi
dapat berjalan
lancar ?
4. Bagaimana atasan perusahaan
dapat mengetahui hasil kualitas dari sosialisasi yang telah
diadakan?
1.3 Tujuan
Berdasarkan
perumusan masalah di atas, didapat
tujuan dari sosialisas diatas adalah
sebagai berikut:
1. Sosialisasi dapat
tersampaikan dengan baik kepada seluruh karyawan.
2. Sosialisasi dapat
tersampaikan dengan cepat kepada seluruh karyawan.
3. Atasan dapat
mengkoordinir sosialisasi dengan lancar.
4. Atasan mendapatkan
hasil feedback dari peserta sosialisasi.
1.4 Metodelogi Penyelesaian Masalah
Studi
Literatur
Pada tahap ini akan dilakukan pengumpulan
informasi (literatur) yang berkaitan dengan masalah - masalah yang terdapat
pada tulisan ini. Dalam hal ini yang dilakukan adalah menanyakan secara
langsung kepada yang pihak yang
telah berpengalaman dalam mengadakan sosialisasi pengadan perubahan sistem
asuransi di salah satu perusahaan di Jakarta, contohnya :
1. Sosialisasi di ballroom
secara menyeluruh tanpa pandang jabatan
2. Sosialisasi juga di kirim
via email
3. Sosialisasi juga menyediakan contact person jika ada
karyawan yang tidak paham
4. Sosialisasi juga
menyediakan wadah untuk complaint karyawan
5. Sosialisasi juga melakukan kuisioner kepada
karyawan dengan jangka waktu ter tentu,
misal 1-2 bulan
BAB II
Landasan Teori
2.1 Pengertian
Konsep managed care
Managed Care adalah suatu sistem pembiayaan
pelayanan kesehatan yang disusun berdasarkan jumlah anggota yang terdaftar
dengan kontrol mulai dari perencanaan pelayanan serta meliputi ketentuan :
a. Ada kontrak dengan penyelenggara pelayanan kesehatan untuk pelayanan
yang komprehensif.
b. Penekanan agar peserta tetap
sehat sehingga utilitasi berkurang.
c. Unit layanan harus memenuhi
standar yang telah ditetapkan
d. Ada
program peningkatan mutu layanan.
1. Ciri-ciri Managed Care
Ada beberapa ciri Managed Care yaitu :
a. Kontrol utilisasi yang ketat sesuai mekanisme
kontrak.
b. Monitoring dan kontrol pelayanan yang
diberikan.
c. Memakai dokter umum dan tenaga medik lainnya
untuk mengelola pasien.
d. Menciptakan layanan kesehatan yang sesuai
dengan standar yang ditetapkan.
e. Ada program perbaikan kualitas.
f. Sistem
reimburse yang membuat sarana pelayanan kesehatan (dokter, puskesmas, rumah sakit dll) dapat mempertanggungjawabkan biaya dan kualitas layanan kesehatan.
2. Faktor utama dalam managed
care antara lain :
a. Mengelola pembiayaan dan pemberian jasa pelayanan kesehatan.
b. Menggunakan teknik kendali biaya.
c. Membagi risiko keuangan antara provider dan badan asuransi
2.2 Pengertian prinsip idemnity
Prinsip indemnitas, perjanjian asuransi yang menyangkut ganti rugi tidak
boleh melebihi kerugian yang sebenarnya; dengan demikian dalam asuransi
kerugian batas terttinggi kewajiban perusahaan asuransi adalah memulihkan
tertanggung kepada posisi 243 ekonomi yang sama sebelum terjadinya peril.
Perbedaan antara prinsip indemnitas dengan prinsip insurable interest terletak
pada hal, kalau insurable interst menyangkut penentuan apakah kerugian itu
diderita oleh yang bersangkuta atau tidak, sedangkan prinsip indemnitas,
berkaitan dengan pengukuran besarnya nilai kerugian.
BAB III
Analisis dan Perancangan
3.1 Analisis Sistem Lama
Sistem Manage Care
Melalui sistem
Manage Care, karyawan yang menjadi peserta asuransi kesehatan akan benarbenar
mendapatkan manfaat layanan kesehatan sesuai dengan yang dibutuhkan, serta
obat-obatanyang tepat. Hal ini karena sistem Manage Care yang
dijalankan benar-benar memihakkepentingan karyawan yang menjadi peserta
asuransi kesehatan.
3.2 Analisis Sistem Baru
Metode Indemnity
Metode atau
cara-cara dan sistem yang diperlukan dalam proses penggantian kerugian, juga
mempunyai berbagai pennasalahan, terutama karena banyaknya jenis-jenis asuransi
kerugian yang dipasarkandi dalam masyarakat, untuk mengakomodasi pengalihan
risiko-risiko yang dihadapinya.
Maksudnya:
Proteksi Asuransi tidak bisa dijadikan obyek mencari keuntungan finansial. Aplikasi
prinsip indemnity merupakan salah satu upaya untuk pengendalian adanya
itikad-itikad buruk. Mencari atau memanfaatkan asuransi untuk tujuan mencari
keuntungan finansial, melalui manipulasi jumlah-jumlah pengganti kerugian.
Prinsip
Indemnity diartikan sebagai Kompensasi keuangan yang pasti dan cukup untuk
mengembalikan posisi keuangan Tertanggung setelah peristiwa kerugian, sama
dengan posisi keuangan sesaat sebelum terjadinya peristiwa kerugian tersebut.
Penggantian kerugian dari asuransi tidak mungkin
akan melampaui jumlah kerugian yang sebenarnya terjadi (pelaksanaan Prinsip
Subrogasi dan Prinsip Kontribusi akan menjadi pendukung/Cololtary Prinsip
Indemnity ini).
Penggantian kerugian
akan sama dengan jumlah kerugian real yang di alami tertanggung. Kalaupun
jumlah penggantinya lebih kecil, hal itu pasti disebabkan oleh aplikasi
syarat-syarat pertanggungan yang tercantum dalam dokumen perjanjian yaitu
Polis.
Adapun metode
atau cara pembayaran/penggantian kerugian :
1. Pembayaran secara
cash/tunai
2. Dengan cara repair yaitu
perbaikan-perbaikan dilakukan oleh Perusahaan Asuransi.
3. Dengan cara Reinstate
yaitu membangun kembali bangunan yang rusak akibat peristiwa
kerugian.
Pembangunan kembali tersebut dilakukan oleh perusahaan asuransi.
4. Dengan cara Replace yaitu pemilihan atau
penggantian dengan benda yang sejenis.
Dalam Asuransi Harta
benda, harga pertanggungan seharusnya dilakukan sesuai dengan harga
sehat dari
obyek pertanggungan yang bersangkutan. Pertanggungan dibawah harga sehat akan
mengakibatkan penggantian kerugian secara prorate.
BAB IV
Penutup
4.1 Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil berdasarkan hasil
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1.
Sosialisasi dapat dikelola dengan baik
2.
Pelaksanaan sosialisasi dapat terorganisir dengan baik.
3.
Memudahkan untuk memonitoring hasil sosialisasi oleh para
atasan perusahaan.
4. Atasan dapat mengetahui tingkat kemajuan dari perusahaan dalam penerapan asuransi
4.2 Saran
Adapun
saran – saran yang dikemukakan dalam penelitian ini untuk pihak-pihak yang
berkepentingan dimasa mendatang demi pencapaian manfaat yang optimal dan pengembangan dari hasil penelitian
berikut :
1. Dimungkinkan
adanya software pendukung untuk menunjang sosialisasi dalam perusahaan tersebut.
2. Bagi Peneliti selanjutnya, diharapkan dapat
terus memperdalam dan mengaplikasikan teori Penerapan Sosialisasi Perubahan Asuransi Pada
Perusahaan dengan menambahkan yang belum diteliti dalam
penelitian ini
Daftar
Pustaka
_managed_care.pdf
pengganti-kerugian/
[4] John M Ivancevich,Perilaku dan Manajemen
Organisasi jilid2.Erlangga: Jakarta,2005
Komentar
Posting Komentar